Minggu, 14 November 2010

Cinta Monyet-Monyetan Part 1

Banyak yang bahagia karena cinta, tapi banyak juga yang menderita karena cinta. Tidak sedikit orang memilih bunuh diri karena cintanya di tolak, buktinya masih sering kasus seperti ini menjadi topik hangat berita kriminal di televisi. Kalau ada tulisan yang berbicara tentang cinta memang terkesan “basi”. Banyak pujangga yang belum bisa mendefinisikan makna cinta yang sesungguhnya, karena kadang apa yang diucapkan tidak sama dengan apa yang dirasakan, sekarang malah saya yang bicara seperti pujangga. 
Ada yang mengatakan kalau kamu siap untuk mencintai, siapkan dirimu untuk sakit hati. Saya rasa ada benarnya juga, tapi sejujurnya saya bicara begini bukan berarti saya adalah orang yang berpengalaman dengan cinta. Tapi saya termasuk orang yang awam kalau bicara tentang topik yang satu ini. Proses mengenal cinta sebenarnya sudah dimulai ketika kita masih duduk di bangku sekolah. Saat-saat kita suka dengan teman sekelas, kakak kelas  atau bahkan guru kita sendiri. Rasa suka seperti itu biasanya dikenal dengan nama cinta monyet. Saya akan bercerita tentang pengalaman cinta monyet saya saat duduk di bangku TK dan SD, saya tidak menceritakan pengalaman cinta monyet saat SMP dan SMA karena akan terlalu panjang dan membosankan untuk diceritakan, sedangkan pengalaman kuliah, masih menjadi hal yang misterius.
Pertama kali saya “jatuh cinta” saat saya berumur 5 tahun, mungkin saat itu saya masih TK nol besar. Waktu itu saya menyukai temen sekelas saya sebut saja namanya Doni. Sebenarnya anaknya biasa saja, tapi karena masih kecil dan kecentilan temen main juga bisa dijadiin pacar, setiap ditanya orang “Ajeng, pacarnya siapa?” dengan polosnya saya bilang “Doni”. Padahal kapan jadiannya saya juga tidak tahu. Tapi menurut saya  kurang kerjaan sekali orang-orang dewasa yang bertanya dengan anak TK apakah dia sudah punya pacar atau belum, tapi anak TK nya juga terlalu lugu, mau saja dikerjain orang tua.
Setelah lulus TK  saya naik pangkat menjadi anak SD. Saya mengalami cinta monyet lagi, saya suka dengan teman sekelas sama, panggil saja Andi. Saya ingat ketika duduk di bangku kelas 4 SD, saat itu sedang booming boyband asal Irlandia Westlife. Saya adalah salah satu penggemar berat Westlife. Umur segitu sudah hapal lagu-lagu Westlife yang semuanya berbahasa inggris adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk saya. Orang tua saya juga sering membelikan kaset dan VCD karaokenya, karena saat itu orang Indonesia lebih akrab dengan kaset daripada CD. Saya juga koleksi poster-poster westlife dan foto semua personelnya ada Shane, Bryan, Kian, mark, Nick. Maaf saya mulai ngelantur.
Ternyata si Andi itu juga salah satu fans beras Westlife dan alhasil kita selalu bicara tentang westlife dalam setiap kesempatan, lagu ini, lagu itu. Konser ini, konser itu, dan kita selalu menyanyikan lagu-lagu westlife dengan fasih, memang terkesan norak tapi kalau saya mulai mengingat kembali kejadian itu bisa membuat saya tertawa sendiri. Setiap pulang sekolah saya tidak pernah dijemput, alhasil saya selalu naik ojek, sampai-sampai tukang ojek di sekitar sekolah saya kenal dengan muka saya dan selalu mengatakan “ojek kah ding?”. Tidak berbeda dengan saya Andi juga selalu pulang naik ojek. Saya rasa alam semesta sedang berkonspirasi untuk mempersatukan kami dalam kebiasaan yang sama.
Pernah suatu hari saat hujan deras saya dan Andi yang juga selalu naik ojek itu hujan-hujanan untuk mencari ojek, karena hujan deras jadi untuk cari tukang ojek saat itu sangat sulit. Tapi syukurlah ada satu tukang ojek yang bersedia kami ajak hujan-hujanan, mungkin dia tidak mau menolak rejeki, jadinya kami naik ojek bersama daripada tidak bisa pulang karena tidak ada ojek yang lewat satupun di sekitar situ. Diperjalanan kami ngobrol dan bercanda bersama. Saat itu saya berpikir kalau sore itu adalah moment paling romantis yang pernah saya dapatkan bersama Andi. Sekarang saya menyadari bahwa pikiran seperti itu terlalu berlebihan bagi anak kelas 4 SD. Tapi sebenarnya hal itu tidak seromantis seperti yang dibayangkan, karena saat itu yang ada di atas motor yang sedang menerjang hujan adalah saya, Andi dan tukang ojek.
Saya menyukai Andi sampai kelas 6 SD. Saat menjelang kelulusan saya berpikir kalau kami lulus maka kami tidak akan satu sekolah lagi. Kalau diingat sekarang sepertinya dulu saya terlalu banyak menonton drama asia yang isinya berkisah tentang seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang saling suka dan selalu bermain bersama, kemudian menuliskan nama mereka di sebuah pohon diatas bukit. Ketika mereka akan berpisah mereka berjanji akan bertemu dipohon itu ketika mereka sudah dewasa. Tapi itu hanya sebuah drama, tidak ada dalam dunia nyata, selain itu, dimana saya bisa menemukan bukit dan pohon besar ditengah kota? Benar,  sejak lulus SD sampai sekarang saya belum pernah bertemu dengan cinta monyet saya. Mungkin kalau bertemu nanti saya akan mengatakan, “Andy, dulu aku pernah suka sama kamu loo” trus nyengir deh! :D

Diluar kisah: 
Awalnya cerita ‘cinta monyet’ saya cuma buat tugas kampus, tapi karena udah lama ga posting yaaa akhirnya saya putuskan untuk di copas ke blog aja. Saya juga ngerasa terlalu mikir pendek, ga kepikiran gimana jadinya kalo  mas-mas yang ada dicerita itu tiba-tiba menghubungi saya dan bilang “kayaknya itu aku deeh” mungkin saat hal itu kejadian saya langsung pake jurus menghilangnya ninja Hatori.
Nama dan pelakunya juga saya samarkan, kan malu kalo saya sebutin langsung *merona*, karena ini awalnya saya bikin untuk tugas Studi Independen jadi semua ukuran dan lain-lain saya bikin sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang udah ditentuin sama dosen saya. Bahasa yang saya pake juga agak baku, ya maklumlah, namanya juga tugas.
Ehm, saya juga lagi bikin lanjutan Cinta MOnyet-Monyetan part 2 nih. yaah sebenernya ga jauh beda sama cerita sebelumnya, maksudnya sama-sama ga penting. Tapi itung-itung buat ngisi waktu dan nambahin postingan blog laah. Saya juga ga ngoyo untuk ngerjainnya, menyesuaikan dengan mood aja. :D Kemungkinan terburuk: ada yang ngerasa jadi tokoh diatas.. ooh!! I hope he don't read this story!!       

(ga ada yang bisa dibanggain, tapi ada niat berbagi)                                                            
_salam ngoceh_





0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

 

Followers

 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger