Minggu, 28 November 2010

"Mas, tau ga? Mas manis banget."

Sebagai orang yang kuliah di luar kota, naik pesawat bukan hal yang asing buat saya. Kalau saya pulang ke Banjarmasin saya pasti naik pesawat, begitu juga perginya. Bukannya saya sombong, tapi postingan saya kali ini memang berhubungan dengan pesawat dan bandara. Saya pengen cerita satu dari banyak pengalaman bodoh dan aneh yang pernah saya lakukan di dunia yang fana ini (beuh..).
Cerita ini berawal saat saya akan berangkat ke Yogyakarta dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, karena boardingnya masih lama, jadi saya makan dulu di sebuah Rumah Makan di bandara. Nah, disinilah takdir kami dimulai (hiperbola banget ya), saya liat ada mas-mas (karena ga tau namanya jadi saya panggil  mas ganteng aja), masnya itu mukanya mas-mas banget, kalau boleh saya bilang muka mas ganteng itu perpaduan antara Irgi Ahmad Fahrezi sama Prabu Revolusi (gimana? bisa dibayangkan). Waktu saya lihat dia, saya udah mikir "wah, masnya manis eh, kira-kira mau kemana ya?" dan selanjutnya ga sengaja saya ketemu lagi sama dia di pintu masuk pertama pemeriksaan sebelum check in, trus saya mikir lagi (mikir mulu ya?) "eh, ketemu lagi" sambil senyum-senyum ga jelas. Kemudian saat kita mau check in kita ketemu lagi, dan saya baru nyadar kalau kita itu bakal satu pesawat dan satu tujuan!! *pasangmukahisteris*, nah saya mikir lagi (alhamdulillah masih bisa mikir :D) "waduh, sama lagi.. jodoh apa ya? hahaha" . setelah itu kita naik ke ruang tunggu dan saat bayar apalah itu ga tau namanya kita juga ketemu *wink*. Waktu kita di ruang tunggu keberangkatan, kita duduknya deketan gitu deeh, terus dia senyum kepada saya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Cuma gitu doang dia udah sukses bikin hati saya berbunga-bunga. *hidungkembangkempis*, ga kebayang kalau saat itu dia ngajak saya ngomong.
Ga berapa lama kita duduk, kedengeran suara mbak-mbak yang kasih tahu pesawat yang akan saya naikin udah saatnya untuk boarding, naah disitu saya mau ga mau bareng deh sama mas ganteng *matameremmelek*, waktu itu saya sangat berharap kalau kita bakalan duduk deketan atau malah tempat duduk kita satu baris, tapiii.. ternyata kali ini kita ga jodoh, dia duduknya agak dibelakang saya. tapi yaa sudahlah.. Ketika saya udah duduk, saya lihat ke belakang, waktu itu mas ganteng juga udah mau duduk, tapi tiba-tiba mata kami berserobok dan dia senyum lagi sama saya *pasangsenyumpalingmanis*, waktu itu rasanya dunia ini berhenti berputar dan semua mata tertuju pada kami berdua (sumpah, ini kata-kata terlebay yang pernah saya tulis). 
Hampir satu jam lebih di dalam pesawat saat itu juga pantat saya terasa penat banget, akhirnya pesawat landing di bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dengan mulus. Alhamdulillaah, karena buat saya proses pesawat take off dan landing adalah saat-saat yang lumayan bikin menegangkan. Waktu saya turun dari pesawat saya bareng lagi sama mas ganteng, dan percaya ga percaya saya masih suka senyum-senyum ga jelas. Masuk ke ruang kedatangan, saya ga langsung keluar dan cari taksi, karena saya mesti ambil barang di bagasi dulu. Waktu nunggu barang saya lewat konveyor portable, saya ga nyadar ternyata mas ganteng ada di sebelah saya, ga berapa lama barang saya lewat, setelah saya ambil saya mau menuju pintu keluar, tapi ga tau dorongan apa yang bikin saya melakukan hal bodoh, mau tahu kenapa saya bilang itu bodoh?? karena saat itu saya balik badan dan nyamperin mas ganteng tadi terus bilang "Mas, tau ga? Mas manis banget", Tahu ga respon yang saya dapet dari mas ganteng itu? dia cuma diem dan bengong. Setelah melakukan hal itu dengan santai saya balik badan dan nyengir selebar-lebarnya. Kebodohan saya yang kedua, saya ga menyadari  kebodohan yang saya lakukan sampe saya nutup pintu taksi. 
Mungkin cerita saya ini terdengar bodoh dan aneh, tapi buat saya itu adalah kebodohan yang selalu bikin saya ketawa dan malu sendiri saat mengingatnya. Saya sama sekali ga kepikiran kalau suatu hari kita akan ketemu lagi dan saya akan malu setengah mati karena pernah bilang gitu ke dia, atau saya ga pernah mikir apakah mas itu udah punya pacar atau malah udah punya istri dan anak. Setelah kejadian itu saya hanya menyadari, yang saya pikirkan saat itu adalah saya kagum sama dia, dan saya ga tahu apakan nantinya takdir akan mempertemukan kami lagi dalam situasi dan tempat yang berbeda? but, I hope not karena ga kebayang gimana malunya saya!
Hal yang saya lakukan itu sangat spontan dan diluar akal sehat, tapi setelah bilang gitu sejujurnya ada perasaan lega :D, karena saya bisa jujur sama mas ganteng. Walaupun ga kebayang dan ga kepikir setelah saya bilang gitu apa yang dia pikirkan tentang saya dan gimana GR nya dia saat ada cewek yang ga dia kenal bisa bilang gitu ke dia, langsung! tanpa sensor! hahaha. Walaupun itu saya anggap lucu, tetep aja ada unsur memalukan di dalamnya, saya benar-benar merasa malu setelah berada di dalam taksi, hal sadar kalau hal itu ga penting untuk diucapkan (ga penting banget). 
Saya tahu, cerita ini lebih banyak malunya daripada bangganya, karena emang ga ada yang bisa dibanggain hahaha tapi saya bawa enjoy aja. Teman dan sodara yang pernah saya ceritain tentang hal ini juga cuma bisa geleng-geleng dan bilang "ya Allaah ajengg, kamu ga penting banget deeh" dan ketawa getir *loh*.
Hmm, diatara kamu yang khilaf baca posting ini ada ga yang pernah memiliki pengalaman kayak saya?? kalau ada saya akan sangat bersyukur, berarti ga cuma saya yang pernah melakukan hal yang katanya bodoh ini  :P

Sabtu, 27 November 2010

Review Buku "LET GO"



       Kali ini saya pengen posting tentang buku yang baru selesai saya baca, buat kamu yang suka baca novel, ga ada salahnya jadiin buku ini sebagai koleksi novel selanjutnya. Jujur awalnya saya iseng beli  buku ini, karena saya pikir covernya lucu dan synopsis di belakang buku ini juga oke, karena semua buku di rak itu dibungkus plastik jadi akhirnya saya langsung beli aja (soalnya ga  bisa liat-liat isinya dulu hehe).
           Disini saya agak menceritakan tentang garis besar cerita novelnya, tapi jangan Cuma liat postingan saya ya, karena baca bukunya akan lebih seru daripada yang saya certain disini. Insya Allah saya ga salah rekomendasiin buku ini deh.
        Membaca novel Let Go karangan Windhy Puspita Dewi mengantarkan saya kembali pada masa-masa SMA. Saat duduk di kelas X (red:10)adalah masa transisi dari SMP ke SMA, tanpa disadari memberikan pengaruh bagi pergaulan remaja pada saat itu.  Walaupun sejujurnya masa SMA yang diceritakan di Novel tersebut lebih indah dibandingkan masa SMA yang saya alami, namun saya seperti terhanyut dalam kisah dan merasa menjadi salah satu dari tokoh-tokoh yang diceritakan di dalamnya.
Dikisahkan seorang anak laki-laki yang bernama Caraka Pamungkas, menurut saya adalah orang yang cuek, santai, tidak mengenal perbedaan (kecuali perbedaan antara laki-laki dan perempuan), berpikir simple dan bukan orang yang berambisi, menikmati dan menjalani kehidupan dengan bangga menjadi diri sendiri. Walaupun tidak sedikit orang disekitarnya yang mengatakan dia bodoh.
            Mengenal tokoh lain yang bernama Nathan, teman sekelas Caraka. Anak berkacamata yang pendiam dan terkesan sadis ketika menolak cewek yang menyatakan cinta padanya. Nathan adalah anak yang jenius, tampan, dan tajir. Selalu memandang hidup dengan simple dan meyakinkan diri untuk tidak pernah takut dengan kematian. Remaja yang memiliki kelebihan di semua bidang, khususnya bidang akademik.
Nadya, perempuan yang cantik, tegas dan serba bisa selalu terlihat sempurna di mata Caraka dan teman-teman di sekolah. Kecerdasan yang diturunkan dari ayah dan ibunya yang berprofesi sebagai seorang dokter membuat gadis ini tekun dan sangat bertanggung jawab dengan apa yang dia kerjakan.  Sejak mengenal Caraka, Nadya seperti bisa berbagi pikiran dan pendapat tentang hobby dan kesukaan yang sama di bidang music klasik, buku, dan film. Hal itu pula yang membuatnya jatuh hati pada Caraka.
Sarah, seorang gadis manis pendiam yang cerdas adalah ketua majalah dinding Veritas. Sifatnya yang pendiam dan terlalu baik  membuatnya sering dimanfaatkan oleh teman-teman disekitarnya. Caraka adalah orang yang bisa mengubah pendiriannya untuk berani berkata “TIDAK”. Caraka pulalah orang pertama yang bisa merebut hatinya, sekaligus sebagai orang pertama yang mematahkannya.
            Tokoh-tokoh yang ditampilkan di novel ini memiliki karakter yang kuat dan inspiratif. Terdiri dari orang- orang dengan latar belakang dan sifat berbeda yang disatukan dalam sebuah tim mading sekolah. Caraka yang dikenal sebagai anak bandel yang tidak asing mendengar kata “skors” sejak ia masih duduk di bangku SMP terpaksa harus menjadi salah satu anggota tim mading sekolah sebagai hukuman karena kesalahan yang dilakukannya.
Bahasa yang digunakan oleh penulis tidak menggunakan bahasa gaul yang biasa dipakai untuk novel-novel remaja yang berlatar belakang kota besar. Dialog tokoh dalam buku ini juga ringan dan dikemas dalam kelucuan yang simple dan ringan, tidak jarang saya tertawa sendiri saat membaca buku ini. Namun, banyak sisi edukasi yang juga ditampilkan oleh penulis. Salah satunya adalah saat Raka menceritakan tentang empu-empu saat pelajaran sejarah. Buat saya itu menarik.
            Kegemaran tokoh-tokoh sentral untuk membaca buku-buku yang tidak biasa  dan notabene  jarang dibaca oleh anak remaja juga menjadi daya tarik tersendiri. Selera music dan film-filmnya juga oke, malah ada beberapa film yang belum pernah saya dengar sebelumnya. saya sebagai pembaca juga tertarik untuk mengetahui film yang dibicarakan di novel tersebut.Alur ceritanya juga menarik dan tidak membosankan, walaupun ujungnya tapi saya bisa menikmati alur ceritanya. Namun, menurut saya hal itu juga yang menjadi kekurangan dari buku itu. Ketika mengetahui penyakit yang diderita oleh Nathan, saya sebagai pembaca sudah bisa menebak dan mengetahui bahwa tokoh Nathan dalam novel ini pasti berakhir menyedihkan.
            Cerita yang ditampilkan sangat inspiratif dan menggambarkan sebuah persahabatan yang berawal dari sebuah ketidaksengajaan tokohnya. Kesetiaan sebuah persahabatan itu dibuktikan saat Raka masih bermasalah dengan masa lalu bersama ayahnya, Nathanlah yang menyadarkan Raka untuk melupakan “kesalahan” ayahnya, dan sebaliknya saat Nathan menderita dengan penyakitnya dan memilih untuk berdiam diri dan menolak untuk dioperasi, Raka memberikan semangatnya untuk Nathan agar mau berusaha dan bersedia untuk dioperasi, walaupun pada akhirnya mereka tidak bisa mengalah pada takdir.       
            Buku ini wajib dibaca buat kamu yang mau tahu arti sebuah persahabatan. Didalamnya diceritakan tentang indahnya masa-masa SMA yang diselingi dengan masalah pelajaran, percintaan, dan pastinya persahabatan. Pembaca bisa mengambil hal-hal positif dari tokoh Raka dan teman-temannya. kayak selogan bukunya "setiap cerita punya ruang sendiri di dalam hati" (itu selogan kan namanya? hehe) Selamat membaca..



_salam ngoceh_


Minggu, 21 November 2010

Kata Abang Saya...

Hey, pernah suatu hari saya merasakan masalah hati yang dalem banget (lebay). Saat itu saya merasa sedang mengalami krisis percaya diri. Saya merasa tidak bersyukur dengan apa yang saya miliki, saya juga berpikiran bahwa saya terlihat sangat butuk diantara teman-teman saya yang lain dan saya adalah orang yang tidak berbakat dan tidak memiliki kelebihan apapun, kecuali kelebihan berat badan :)
Saya selalu negatif thinking dengan diri saya, bahkan dengan orang-orang di sekitar, saya merasa kecil diantara teman-teman saya (walaupun sebenarnya badan saya paling besar :D). Saya selalu tidak merasa nyaman dalam keadaan apapun. Intinya saya berpikir kalau tuhan selalu tidak adil terhadap saya.
Akhirnya, pada suatu hari dalam keadaan  gundah gulana (ehm) saya online YM dan ketemu dengan saudara sepupu saya, tumben banget dia online, biasanya kita jarang ketemu di dunia maya. Namanya Bang Akym, saya ga tau dorongan apa yang membuat saya cerita dan curhat sama dia, saat itu saya cuma ingin cerita, karena saya lelah dengan pikiran saya sendiri, saya hanya ingin berbagi beban, kali aja setelah cerita hati saya bisa plong.
Guys, inilah kata-kata dia yang saya copy paste dari chatting kami :

Kalau bulan bisa terang, kenapa hati bisa tenang, kalau mentari bisa cerah, kenapa senyum ga bisa ceria?
just keep your smile my sweet young sister! (me? sweet? :P)
Terduduk, termenung, meneteskan air mata, tadahkan tangan dan berdoa, pelajari masalah, ditata satu persatu. Mulai dari yang paling mudah dirasa. Selesaikan dengan tenang, Insya Allah, jangan beranggapan akan terselesaikan dengan sempurna, dengan baik saja, karena kita bukan penentu.
Abang bukan yang paling tahu tentang hal ini dan itu, tapi Insya Allah, kan kita saling memberi yang baik hingga yang terbaik buat sesama kita. Segala sesuatu pada kita adanya di diri kita, bukan di orang lain. Ketika melihat tentang diri kita, kita mengingat dari siapa kita. Berdoa, bukan berarti sekedar meminta, tapi bagi abang, doa adalah kekuatan hati.
Jadi, perlahan mulai dari hal apa yang ajeng ingin lakukan dulu, untuk menimbulkan percaya diri, yang paliing ringan aja. Nah, setelah terlatih, baru.. teruskan. Tapi inget, kontrol diri, karena syetan bukan hanya di luar diri manusia, tapi juga didalam diri manusia, artinya jaga sikap dan hadirkan kenyamanan dengan teman-teman.
Alhamdulillah abang mengatakan apa yang abang lakukan, Abang rasakan, berat memang, tapi Insya Allah Abang hanya yakin aku adalah aku, bukan orang lain, tapi aku bukan harus menganggap aku yang segalanya, karena Dia yang punya aku.

Guys, saya ga nyangka jawaban dari abang saya ditulis dengan kata-kata yang puitis tapi tidak menggurui. Saya ga tau abang saya ngutip kata-kata darimana atau mungkin itu kata-katanya sendiri, tapi saat saya baca apa yang dia bilang, saya merasa jadi orang yang paling malang sedunia, orang paling ga bersyukur di planet ini. Ga bersyukur dengan kenikmatan yang diberikan Tuhan sama saya, ga percaya dan ga yakin sama kemampuan diri saya dan satu hal yang sangat saya sesali dari diri saya adalah kebencian saya sama Tuhan.
Awalnya saya ga kepikiran untuk menceritakan hal ini dan diposting ke blo, tapi disini saya cuma pengen sharring sama kamu yang tiba-tiba khilaf buka blog saya. Mungkin kamu pernah berada di posisi saya saat itu. Krisis percaya diri, biasanya dialami saya kita yang baru beranjak dewasa dan kalau bahasa sekarangnya ababil alias ABG labil. Tapi buat kamu yang jalannya mulus-mulus aja dan ga pernah merasakan krisis kayak gini, kayaknya kamu memang harus lebih bersyukur deh.
Krisis kayak gini mungkin ga hanya terjadi sama kamu, jangan pernah merasa jadi orang aneh. Bukan hal yang ga mungkin orang paling populer di sekitar kamu juga pernah mengalaminya. Anggap saja hal ini sebagai sesuatu yang wajar dan merupakan proses dari pendewasaan diri, tapi jangan lupa untuk bangkit dan jangan stuck di keadaan ini.
Guys, manusia itu memang ga ada yang sempurna, banyak lupanya. Saat kita melakukan sebuah kesalahan, kadang bukannya kita tidak tahu. Bukannya kita tidak paha,, tapi kadang kita hanya perlu diingatkan. Saat kamu sudah menyadari kesalahan yang pernah kamu lakukan, itulah yang dinamakan kedewasaan.

( ga ada niat untuk berbangga diri, hanya berniat untuk berbagi)


_salam ngoceh_


Minggu, 14 November 2010

Cinta Monyet-Monyetan Part 1

Banyak yang bahagia karena cinta, tapi banyak juga yang menderita karena cinta. Tidak sedikit orang memilih bunuh diri karena cintanya di tolak, buktinya masih sering kasus seperti ini menjadi topik hangat berita kriminal di televisi. Kalau ada tulisan yang berbicara tentang cinta memang terkesan “basi”. Banyak pujangga yang belum bisa mendefinisikan makna cinta yang sesungguhnya, karena kadang apa yang diucapkan tidak sama dengan apa yang dirasakan, sekarang malah saya yang bicara seperti pujangga. 
Ada yang mengatakan kalau kamu siap untuk mencintai, siapkan dirimu untuk sakit hati. Saya rasa ada benarnya juga, tapi sejujurnya saya bicara begini bukan berarti saya adalah orang yang berpengalaman dengan cinta. Tapi saya termasuk orang yang awam kalau bicara tentang topik yang satu ini. Proses mengenal cinta sebenarnya sudah dimulai ketika kita masih duduk di bangku sekolah. Saat-saat kita suka dengan teman sekelas, kakak kelas  atau bahkan guru kita sendiri. Rasa suka seperti itu biasanya dikenal dengan nama cinta monyet. Saya akan bercerita tentang pengalaman cinta monyet saya saat duduk di bangku TK dan SD, saya tidak menceritakan pengalaman cinta monyet saat SMP dan SMA karena akan terlalu panjang dan membosankan untuk diceritakan, sedangkan pengalaman kuliah, masih menjadi hal yang misterius.
Pertama kali saya “jatuh cinta” saat saya berumur 5 tahun, mungkin saat itu saya masih TK nol besar. Waktu itu saya menyukai temen sekelas saya sebut saja namanya Doni. Sebenarnya anaknya biasa saja, tapi karena masih kecil dan kecentilan temen main juga bisa dijadiin pacar, setiap ditanya orang “Ajeng, pacarnya siapa?” dengan polosnya saya bilang “Doni”. Padahal kapan jadiannya saya juga tidak tahu. Tapi menurut saya  kurang kerjaan sekali orang-orang dewasa yang bertanya dengan anak TK apakah dia sudah punya pacar atau belum, tapi anak TK nya juga terlalu lugu, mau saja dikerjain orang tua.
Setelah lulus TK  saya naik pangkat menjadi anak SD. Saya mengalami cinta monyet lagi, saya suka dengan teman sekelas sama, panggil saja Andi. Saya ingat ketika duduk di bangku kelas 4 SD, saat itu sedang booming boyband asal Irlandia Westlife. Saya adalah salah satu penggemar berat Westlife. Umur segitu sudah hapal lagu-lagu Westlife yang semuanya berbahasa inggris adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk saya. Orang tua saya juga sering membelikan kaset dan VCD karaokenya, karena saat itu orang Indonesia lebih akrab dengan kaset daripada CD. Saya juga koleksi poster-poster westlife dan foto semua personelnya ada Shane, Bryan, Kian, mark, Nick. Maaf saya mulai ngelantur.
Ternyata si Andi itu juga salah satu fans beras Westlife dan alhasil kita selalu bicara tentang westlife dalam setiap kesempatan, lagu ini, lagu itu. Konser ini, konser itu, dan kita selalu menyanyikan lagu-lagu westlife dengan fasih, memang terkesan norak tapi kalau saya mulai mengingat kembali kejadian itu bisa membuat saya tertawa sendiri. Setiap pulang sekolah saya tidak pernah dijemput, alhasil saya selalu naik ojek, sampai-sampai tukang ojek di sekitar sekolah saya kenal dengan muka saya dan selalu mengatakan “ojek kah ding?”. Tidak berbeda dengan saya Andi juga selalu pulang naik ojek. Saya rasa alam semesta sedang berkonspirasi untuk mempersatukan kami dalam kebiasaan yang sama.
Pernah suatu hari saat hujan deras saya dan Andi yang juga selalu naik ojek itu hujan-hujanan untuk mencari ojek, karena hujan deras jadi untuk cari tukang ojek saat itu sangat sulit. Tapi syukurlah ada satu tukang ojek yang bersedia kami ajak hujan-hujanan, mungkin dia tidak mau menolak rejeki, jadinya kami naik ojek bersama daripada tidak bisa pulang karena tidak ada ojek yang lewat satupun di sekitar situ. Diperjalanan kami ngobrol dan bercanda bersama. Saat itu saya berpikir kalau sore itu adalah moment paling romantis yang pernah saya dapatkan bersama Andi. Sekarang saya menyadari bahwa pikiran seperti itu terlalu berlebihan bagi anak kelas 4 SD. Tapi sebenarnya hal itu tidak seromantis seperti yang dibayangkan, karena saat itu yang ada di atas motor yang sedang menerjang hujan adalah saya, Andi dan tukang ojek.
Saya menyukai Andi sampai kelas 6 SD. Saat menjelang kelulusan saya berpikir kalau kami lulus maka kami tidak akan satu sekolah lagi. Kalau diingat sekarang sepertinya dulu saya terlalu banyak menonton drama asia yang isinya berkisah tentang seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang saling suka dan selalu bermain bersama, kemudian menuliskan nama mereka di sebuah pohon diatas bukit. Ketika mereka akan berpisah mereka berjanji akan bertemu dipohon itu ketika mereka sudah dewasa. Tapi itu hanya sebuah drama, tidak ada dalam dunia nyata, selain itu, dimana saya bisa menemukan bukit dan pohon besar ditengah kota? Benar,  sejak lulus SD sampai sekarang saya belum pernah bertemu dengan cinta monyet saya. Mungkin kalau bertemu nanti saya akan mengatakan, “Andy, dulu aku pernah suka sama kamu loo” trus nyengir deh! :D

Diluar kisah: 
Awalnya cerita ‘cinta monyet’ saya cuma buat tugas kampus, tapi karena udah lama ga posting yaaa akhirnya saya putuskan untuk di copas ke blog aja. Saya juga ngerasa terlalu mikir pendek, ga kepikiran gimana jadinya kalo  mas-mas yang ada dicerita itu tiba-tiba menghubungi saya dan bilang “kayaknya itu aku deeh” mungkin saat hal itu kejadian saya langsung pake jurus menghilangnya ninja Hatori.
Nama dan pelakunya juga saya samarkan, kan malu kalo saya sebutin langsung *merona*, karena ini awalnya saya bikin untuk tugas Studi Independen jadi semua ukuran dan lain-lain saya bikin sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang udah ditentuin sama dosen saya. Bahasa yang saya pake juga agak baku, ya maklumlah, namanya juga tugas.
Ehm, saya juga lagi bikin lanjutan Cinta MOnyet-Monyetan part 2 nih. yaah sebenernya ga jauh beda sama cerita sebelumnya, maksudnya sama-sama ga penting. Tapi itung-itung buat ngisi waktu dan nambahin postingan blog laah. Saya juga ga ngoyo untuk ngerjainnya, menyesuaikan dengan mood aja. :D Kemungkinan terburuk: ada yang ngerasa jadi tokoh diatas.. ooh!! I hope he don't read this story!!       

(ga ada yang bisa dibanggain, tapi ada niat berbagi)                                                            
_salam ngoceh_





Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

 

Followers

 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger