Kamis, 28 Oktober 2010

Pasar Terapung,Banjarmasin Punya Boi!! :)

Suasana kost-kost an tempat saya menulis saat ini terasa lumayan sepi, ga seperti biasanya yang selalu ramai dengan becandaan yang ga pernah mati karena disini selalu ada tawa (*dengan mata berkaca-kaca*). Hal ini mungkin karena sekarang lagi musim ujian tengah semester dan anak-anak kost lagi pada tutup pintu untuk belajar (sebenernya saya ga yakin juga sih mereka lagi belajar atau malah lagi nonton tv). Ga kayak saya yang malah sibuk berkutat dengan posting di blog (bukannya malah belajar). 
Foto saya dan keluarga di Pasar Terapung :))
Ga tau kenapa  saat suasana lagi sepi kayak gini saya malah kepikiran kampung halaman tempat saya dibesarkan. Sejak saya masih kecil dan belum sekolah saya tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ayah saya yang bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit dimutasi ke Kalimantan Selatan sejak saya berusia 5 tahun. Banjarmasin yang memiliki julukan sebagai kota seribu sungai memiliki keindahan alam dan tempat wisata yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia, salah satunya adalah Pasar Terapung. 
Sampai saat ini yang saya tahu pasar terapung adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. Pasar terapung di Banjarmasin itu ada di dua lokasi, ada yang di Pasar Terapung Kuin dan ada yang di Lok Baintan, tapi masih di sungai Martapura juga. Dikatakan pasar terapung karena transaksi jual beli dilakukan disungai dengan menggunakan kelotok, jadi pedagang dan pembeli akan saling merapatkan kelotoknya untuk bertransaksi (kelotok itu kapal motor). 
Pedagang disana juga masih melakukan barter untuk bertukar barang dagangan antar pedagang. Selain di Indonesia negara lain yang memiliki tempat seperti pasar terapung adalah Thailand (itu juga buatan). Keunikan lain yang hanya dimiliki pasar terapung adalah pasar itu hanya ada di pagi hari, jadi kalau lewat jam 9 pagi pasar sudah sepi, alhasil kita berangkat kesana setelah subuh, karena kalau udah agak siang pedagang yang berjualan disana membawa barang dagangannya ke darat (pasar tradisional biasa). 
Saya ingat setiap kali saya datang ke pasar terapung saya pasti mengajak keluarga dan saudara saya yang datang dari luar kota. Reaksi mereka saat tahu kalau disana kita akan naik perahu motor atau kelotok terlihat ketakutan. Khususnya bude dan mbak-mbak saya (secara di pulau jawa dan sumatra kan ga ada hehe). 
Di pasar terapung itu kita bisa liat banyak hal lo,, yang di pinggir-pinggir sungai banyak rumah penduduk dan salah satu kebiasaan masyarakat setempat adalah mandi di sungai, jadi pada pagi hari kita bisa melihat mereka beraktivitas deh ( jangan mikir porno). 
Kalau laper kita bisa makan diatas kelotok juga, karena disana ada yg berjualan soto banjar, nasi sop dan rawon. Jadi kelotok kita akan merapat di kelotok pedagang makanan itu. Saya punya langganan soto banjar di pasar terapung namanya Tatamba Lapar, kalau dalam bahasa banjar tatamba lapar itu artinya obat laper, jadi buat kamu yang dateng ke Pasar Terapung makan aja di Tatamba Lapar (sekalian promosi). Tapi ada juga kok selain Tatamba Lapar, cuma mungkin saya ga pernah nyoba yang lain aja, jadi ga tau gimana perbandingan rasanya (ga ada maksud mematikan pasaran).
Pasar terapung juga terkenal dikalangan wisatawan domestik maupun mancanegara, ga jarang setiap kita kesana banyak turis yang berkunjung juga, sambil foto-foto gitu karena emang unik banget dan ga ditemukan di daerah lain di Indonesia. ga jauh dari pasar terapung ada juga tempat wisata yang ga kalah unik, namanya Pulau Kembang. Itu kayak sejenis pulau yang isinya monyet semua, saya kurang tahu juga gimana sejarahnya tu pulau isinya bekantan semua (bekantan itu monyet khas kalimantan yang idungnya mblesek) tapi yang pasti banyak orang yang dateng kesana untuk liat bekantan yang lari,lompat dan mintain makanan dari para pengunjung. Selain itu disana ada kuil yang menjadi mitos bagi masyarakat setempat untuk meminta sesuatu. Jujur saya paling takut ke sana, seumur-umur kalau saya jalan-jalan ke pasar terapung mampir ke Pulau kembangnya cuma sekali doang, itu juga kalo ga karena temen saya yang ngancem akan ninggalin saya sendirian di kelotok kalo saya ga ikut turun.
Pasar Terapung hanyalah salah satu dari sekian banyak tempat wisata di Banjarmasin, sayangnya saat ini pedagang yang berjualan di Pasar terapung mulai sepi, pedagang yang berjualan juga rata-rata orang yang sudah berumur. Kurangnya minat generasi muda untuk ikut berjualan di pasar terapung menjadi salah satu alasan sepinya pasar terapung, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Pasar terapung terlihat lebih ramai daripada sekarang, seharusnya ada kesadaran anak-anak muda setempat untuk melestarikan salah satu kebudayaan daerah ini. 
Pasar terapung juga pernah menjadi ikon di sebuah televisi swasta. Kalau kamu pernah liat di RCTI ada seorang ibu yang mengacungkan jempolnya ke kamera dan menunjukkan senyum termanisnya (tapi saya lihat sekarang udah ga ada lagi). Saya juga berharap pemerintah daerah Kalimantan Selatan juga lebih memperhatikan tempat wisata yang satu ini, sayang kalau tradisi ini punah, karena kita ga akan bisa mendapatkannya di daerah lain, cuma ada di Banjarmasin.
Buat kamu yang ke Banjarmasin rasanya belum afdol kalo belum berkunjung ke Pasar Terapung, panorama dan keunikannya ga akan kamu temukan di daerah lain (agak mendramatisasi). Selain tempat wisata ini masih banyak juga tempat wisata lain yang bisa kamu kunjungi.
Pasar terapung cuma ada di Banjarmasin boi! (*sambil tersenyum bangga*)


(ada niat berbangga dirii dan berbagi untuk mengenalkan salah satu budaya negeri)

_salam ngoceh_

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

 

Followers

 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger