Aku ga tau kenapa hati ini ga nyaman dengan raga yang menaunginya. Pikiranku ga pernah fokus dan akhir-akhir ini susah untuk konsentrasi. Aku merasa kepercayaan diriku sedang jatuh, otakku sedang beku, badan ini juga terasa lelah dengan segala aktivitas yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tidak ada kegiatan yang berarti kecuali pulang pergi kuliah. Dada ini juga sering sesak dan selalu membutuhkan inhaler sanbutamol untuk melancarkan saluran pernapasan. Hatiku sedang kacau dengan segala kejenuhan dan masalah perasaan yang aku hadapi saat ini.
Patah hati karena disakiti seseorang yang pernah memberikan sedikit kebahagiaan untuk mengenal kata “cinta” walaupun waktunya terasa sangat singkat, namun sulit untuk melupakannya. Rasa sayangku terhadap sahabat yang mencintai sahabatku yang lain. Merasa bersalah karena berada dalam posisi yang tidak seharusnya, munafik untuk bersedia menjadi tempat sampah baginya untuk mencurahkan segala perasaannya terhadap orang yang sebenarnya juga aku sayangi. Menyukai seseorang yang tidak pernah peka dengan sinyal-sinyal yang aku berikan padanya untuk mengatakan “aku suka padamu” atau “aku tertarik padamu” dan selalu ingin mengatakan “aku cemburu” saat dia menceritakan wanita yang dia kagumi di organisasi yang ia ikuti. Hati ini seakan ingin menjerit dengan segala kelelahan hati yang aku rasakan. Rasanya ingin teriak, melempar barang dan membanting pintu untuk melampiaskan segala yang ada di hati. Ingin berada dalam moment untuk mengatakan “Aku mencintaimu, aku kan setia menunggumu” seperti dalam sinetron di televisi,tapi kepada siapa? cinta ini bagaikan cinta yang tak bertuan. Tidak dapat dilampiaskan, tidak dapat diungkapkan dan tidak dapat diwujudkan. Hanya dapat disimpan dalam hati dan pikiran. Sajaknya selalu terukir dalam pohon cinta yang kering tanpa daun dan bunga, rantingnya pun rapuh dan batangnya mulai lapuk karena dimakan usia. Tidak ada air dan cahaya matahari yang dapat memberikan energy dan kekuatan baginya untuk bahagia.
Kadang aku berpikir rasa kesal dan ketidaknyamanan yang aku rasakan ini juga terjadi karena kini aku merasa jauh dari Tuhan. Aku mulai sering mengabaikan panggilannya, aku tidak hanya melaksanakan perintahNya tapi juga mulai penasaran dan mencoba untuk melaksanakan laranganNya. Lidahku terasa kelu untuk mengucapkan pujian-pujian untukNya. Dalam heningnya malam, mata ini selalu terpejam dan enggan membuka diri untuk dibasuh dan bersujud padaNya, Bibir ini malas untuk membaca dan melafalkan kitab suci Al-qur’an. Aku seperti berlari menjauhiNya. Ampuni aku Tuhan.
Kuliah yang kujalani juga mulai terasa berantakan, aku tidak pernah belajar, kecuali kalau ada tugas, itu juga dilakukan dengan hati terpaksa. Buku yang kubeli tidak pernah kubaca. Aku selalu berkutat dengan hal-hal yang tidak penting. Salah satunya adalah tidur, sampai teman-temanku memberiku gelar si muka bantal. Kerjaanku hanya menonton tv, tidur, kuliah. Itu adalah pekerjaan rutin yang aku lakukan setiap hari. Aku merasa seperti sampah masyarakat yang hanya memenuhi bumi ini. Aku merasa bukan orang yang berbakat, kreatif dan bertalenta. Aku merasa Tuhan melahirkanku ke dunia hanya untuk menyenangkan hati orang tuaku karena dikaruniai seorang anak perempuan. Aku tidak merasa berguna untuk diriku sendiri. Saat ini aku merasa berada di titik kejenuhan. Aku jenuh dengan segala aktivitasku yang terkesan monoton dan itu-itu saja. Aku ingin melakukan sesuatu yang berbeda, aku ingin mengenali diriku, aku ingin tau apa kelebihanku, atau aku memang orang yang dilahirkan tanpa kelebihan apapun?
Aku yakin tidak hanya aku yang pernah merasakan hal seperti ini, masih banyak orang diluar sana yang merasakan hal demikian dengan permasalahan hidup yang berbeda. Satu hal yang bisa kubagi adalah jangan pernah merasa bahwa kita adalah orang paling malang didunia ini, kita seharusnya merasa beruntung karena masih banyak yang bisa kita syukuri dalam hidup ini, kalau tidak beruntung kalian tidak akan bisa browsing dan membaca blog ini. Alihkan semua permasalahan yang kita hadapi kepada hal yang berguna. Jalani apa yang ada di hadapan kita dengan pikiran positif, hidup ini hanya sekali, jadi nikmatilah. Menertawakan kesalahan yang pernah kita lakukan adalah salah satu bentuk suatu kedewasaan, kekonyolan kita tentang sesuatu yang tidak pernah diketahui sebelumnya akan lebih baik daripada senewen memikirkan kekonyolan itu. Cinta itu tidak untuk dicari, tapi untuk dibagi, semakin banyak kamu membagi cintamu, semakin banyak pula cinta yang datang padamu.
(ga ada niat untuk berbangga diri, tapi hanya berniat untuk berbagi)
_salam ngoceh_
0 komentar:
Posting Komentar